Senin, 15 September 2014

PENEBAR DAMAIKU TERNODA

"Maaf, Anda beragama apa?" 
Tanya salah satu anggota Paguyuban Lintas Agama saat aku mengikuti Dialog di Gedung Serbaguna. Dengan mantap aku menjawab;"Saya muslim". 
Lalu, dia menyalami saya sembari tersenyum, kemudian kami berkenalan.
"Kenalkan, saya Aslam."
"Oh ya, saya Johan."
Lalu, Johan mempersilahkanku duduk disampingnya. Dia adalah pengikut agama kristen katolik yang taat dan baik hati. Dalam pertemuan itu dia sempat mengatakan kepadaku tentang keadaan yang dialami agama islam selama ini.
"Anda tahu tentang ISIS?" tanya Johan.
"Secara detail mungkin saya tidak bisa menjelaskan tentang ISIS, tapi secara garis besar, ISIS itu berfaham radikal, salah satu aliran islam yang ekstrim dan berbahaya bagi kerukunan antar umat beragama dan masyarakat luas" jawabku.
"Islam ini ada-ada saja ya, sejak dulu hingga sekarang tetap menjadi pembicaraan menarik, banyak kasus yang sudah terjadi yang berkaitan dengan islam, termasuk kejahatan teroris dan sekarang ISIS, kenapa ini bisa terjadi ya?"
Saat Johan menanyakan tentang hal itu, aku sedikit tersinggung. Sempat saya berpikir, apa maksud Johan menanyakan hal ini? Aku hampir memahami Johan sebagai sosok yang memahami bahwa seolah-olah umat islam selalu berbuat masalah dan penebar angkara murka. Karena, kasus-kasus yang sering terekspos di media dan menjadi berita terhangat adalah kasus-kasus yang berkaitan dengan agama islam.
Aku terdiam sejenak sambil berfikir untuk menanggapi dengan baik dari apa yang sudah ditanyakan oleh Johan. Tak kusangka, dia akan mengatakan statemen yang membuatku sedikit tersudutkan. Padahal, bagiku islam tidak seburuk apa yang Johan pikirkan. Islam adalah rahmatan lil'alamin, bukan laknatan lil'alamin. Agama yang ku yakini selalu menebarkan kedamaian kepada siapapun di dunia ini.
"Johan, kita telah memiliki musuh yang telah terlokalisasi dan teridentifikasi, musuh itu bersifat rohani, dia adalah setan yang memimpin kekuatan jahatannya, dia akan selalu menggoda manusia untuk saling bermusuhan dan melakukan tindak kejahatan, bahkan dia akan selalu mencoba menjerumuskan kita agar jauh dari Tuhan, bukankah begitu?"
"Iya" jawab Johan sambil mengangguk.
"Kamu percaya dengan roh-roh jahat yang ada di sekeliling kamu? Bagiku, mungkin roh-roh jahat itulah yang saat ini juga merasuki sebagian umat agamaku, dan mungkin saja ini bisa menimpa umat agama katolik yang anda yakini, karena kita tahu roh-roh jahat itu adalah antek-anteknya setan dan bisa mengelabuhi dan memperdayai siapa saja, tak memandang baik orang islam ataupun orang katolik, ya kan?"
"Iya, roh-roh jahat memang menebarkan kejahatan bagi umat manusia, kita harus selalu waspada tentang ini, maafkan saya jika pertanyaan saya buat kamu tersinggung" tambah Johan.
Hatiku lega, Johan bisa menerima pendapat yang tak sengaja saya sampaikan untuk menanggapi pertanyaannya. Ungkapanku itu tertulis dalam khutbah pernah disampaikan oleh Dr. R. L. Hymers, Jr. di Baptist Tabernacle of Los Angeles, yang diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto, mengutip statemen Dr. J. Vernon Macgee.
Para peserta dialog mulai memadati ruangan. Pembawa acara, Moderator dan Narasumber telah siap memulai acara diatas podium. Aku dan Johan mengakhiri pembicaraan dan bersama-sama mengikuti acara yang dihadiri oleh kaum lintas agama dengan khidmat.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar