Posted by : Unknown Jumat, 19 September 2014

Waktu terus berlalu. Dalam melewatinya tentu banyak sekali kejadian-kejadian yang sudah dirasakan. Kejadian yang membuat kita marah, sedih, senang, bahagia, sakit hati dan lain sebagainya. Yah, beginilah hidup. Hidup memang harus bervariasi. Masa terpuruk tidak selamanya akan terus menghinggapi diri kita, dan sebaliknya, tidak selamanya orang akan dihinggapi rasa senang selama menjalani hidupnya.
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari islam telah mengajarkan cara agar semua yang telah dilakukan umatnya berbuah menjadi suatu pahala. Salah satu ajaran yang diajarkan agama islam adalah sahnya suatu amal tergantung dengan niat, seperti yang sudah dikatakan oleh sebuah hadist riwayat sahabat Umar bin Khatab. Sedang letak niat itu dikerjakan ketika mengawali sebuah pekerjaan, semisal dalam salat, niat salat dikerjakan ketika takbiratul ihram, begitu juga pekerjaan yang lainnya.
Dengan niat itu kita akan mendapatkan apa yang akan kita dapatkan. Keterangan selanjutnya dalam hadist riwayat Umar bin Khatab diatas dijelaskan, barang siapa hijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan mendapatkan Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa hijrahnya karena dunia atau wanita, maka dia akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dihijahinya. Sekilas memang mudah, tapi beda lagi dengan prakteknya. Setiap akan melakukan suatu pekerjaan saat itu pula niat seseorang akan diuji. Jika lolos, tentu ia akan mendapatkan apa yang sudah menjadi niatnya.
Agama islam telah mengajarkan bahwa sesungguhnya Allah mencatat amal-amal baik dan buruk dan kemudian menampakkan semuanya (kelak), barang siapa niat melakukan sebuah amal kebaikan namun tidak melakukannya, maka disisi Allah menjadi amal baik yang sempurna, dan apabila melakukannya maka amal baik itu disisi Allah akan menjadi sepuluh amal kebaikan dan bahkan akan dilipatgandakan lagi menjadi tujuh puluh kebaikan hingga lebih dari itu. Sebaliknya, barang siapa niat melakukan amal keburukan, kemudian tidak jadi melakukannya, maka akan dicatat sebagai satu kebaikan, dan barang siapa melakukan amal buruk itu maka hanya akan menjadi satu keburukan disisi Allah.
Walhasil, bawalah niat baik anda dengan sebaik-baiknya agar bisa menjadi sebuah amal kebaikan disisi Allah, meskipun tidak ada seorang pun yang tahu tentang maksud anda melakukan suatu pekerjaan atau amal baik yang anda yakini. Karena, Allah memandang seseorang dalam sisi batiniyahnya, bukan dari sisi lahiriyah seseorang.



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Blogger templates

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Albirroers -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -